Blater: Madura di Tangan Sastrawan

MADURA beserta instrumennya tidak pernah habis menjadi topik pembahasan, mulai dari ciri khas dunia pesantren, karakteristik sikap yang penuh kelakar, dan yang tak kalah terkenal adalah tradisi karapan sapi serta pengusaha sate. Stereotipe kekerasan yang dilimpahkan kepada orang Madura juga menjadi salah satu bahasan yang belum bisa lenyap, bahkan pandangan ‘miring’ ketika seseorang mendengar kata ‘Madura’ –barangkali masih bisa ditemukan.
Melalui buku Blater, Madura di ‘tangan’ Mahwi Air Tawar, diramu sedemikian rupa dengan kekhasan warna kultur yang melekat dalam diri orang Madura.
Mahwi sebagai sosok yang lahir di Sumenep, tidak diragukan lagi bahwa dalam buku ceritanya begitu mahir menggambarkan sosio-historis dan sosi-kultur kehidupan orang Madura dan segala instrumen yang menyertainya.
Pada sisi-sisi tertentu, Blater menjelma seperti dalam kehidupan nyata, layaknya kehidupan sehari-hari yang dijalani orang Madura. Bukan hanya dunia blater (sebagai salah satu ksatria), namun kehidupan masyarakat pesisir yang akrab dengan laut, sampan, ikan, dan badai juga tidak luput dari bagian diskripsi cerita-ceritanya yang memukau.
Kumpulan cerita dalam buku ini, selain sebagai salah satu ekspresi penulisnya dalam mengungkapkan tentang ke-Madura-an sekaligus menjadi pengetahuan bagi pembaca yang belum dan ingin mengetahui Madura dari tangan seorang sastrawan.